Sabtu, 25 Februari 2012

Cerita pendek , purnama dibalik cadar

Purnama Dibalik Cadar
Cerita Pendek Ahmadun Y Herfanda
Aku seperti melihat cahaya di balik cadar. Cahaya yang begitu kuat, menembus kain hijau lumut penutup wajah gadis semampai itu. Karena kuatnya, kadang-kadang cahaya itu menelan cadar sang gadis dan menyembullah bulatan bercahaya benderang bagai purnama menyelubungi kepalanya.
Hari itu, gadis bercadar tersebut berada di tengah diskusi tentang emansipasi wanita di Ibnu Sina Auditorium, Universitas Al Azhar, Kairo. Sejak memasuki ruang diskusi, ia sudah memancarkan pesona tersendiri. Ia tampak tinggi semampai, jauh lebih tinggi dari rombongan gadis-gadis berjilbab yang masuk bersamanya. Cara jalannya juga gemulai, dengan sepatu berhak tinggi yang kadang-kadang menyembul di bawah jubah hijaunya.
''Dia Salma Audina, dari Bandung,'' kata kawan di sebelahku, seorang mahasiswa Al Azhar, tahu aku memperhatikan gadis itu. 
''Apa dia aktifis Ihwanul Muslimin, Darul Arqam, Mujahidin, atau kelompok garis keras lain,'' tanyaku.
 
''Kabarnya memang aktifis, tapi tidak jelas dari kelompok mana. Dia kuliah S-2 di filsafat Al Azhar. Baru sebulan di sini.''
 
''Tapi kenapa pakai cadar? Anak-anak filsafat biasanya liberal.''
 
''Aku pernah tanyakan itu padanya. Dia bilang, itu cara dia melindungi dirinya dari tatapan mata lapar laki-laki.''
Melihat matanya yang mempesona, dengan bulu-bulu mata yang lentik, kubayangkan wajah gadis itu sangat cantik. Tapi, bagaimana jika bibirnya sumbing, atau pipinya bertembong? Ah, apa peduliku. Aku memang sedang mencari calon istri, karena sudah terlalu lama membujang. Kuliah pasca-sarjanaku sudah selesai, dan gajiku sebagai kabag pendidikan KBRI sudah cukup untuk hidup berumah tangga di Kairo. Tapi, mengapa aku mesti repot menebak-nebak wajah di balik cadar itu? Mahasiswi Indonesia yang cantik, dan tidak bercadar, cukup banyak di Kairo.
Ketika aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba nama Salma disebut oleh moderator sebagai salah seorang penanya yang dipersilakan maju ke depan. Benar, gadis bercadar itu dengan cekatan berdiri dan melangkah ke depan. Dan, masya Allah , suaranya merdu sekali, tapi tetap tangkas menyusun pemikiran-pemikirannya dalam kalimat-kalimat yang jelas. Dan, ternyata pemikiran-pemikirannya sangat liberal, khas anak filsafat. Ia gugat sistem poligami, yang secara abadi menempatkan perempuan sebagai pelengkap laki-laki. Ia gugat kultur Islam yang masih menempatkan laki-laki sebagai pusat kekuasaan. Ia sebut contoh-contoh kaum perempuan yang menjadi korban laki-laki. Ia sebut Perempuan di Titik Nol Nawal El Sadawi, ia sebut Kartini, ia sebut pula Rabiah al Adawiyah yang tak sudi dijajah laki-laki dan lebih memilih menyerahkan seluruh cintanya pada Tuhan.
Saat itulah aku mulai melihat ada purnama di balik cadarnya. Cahaya itu mula-mula samar-samar, lama-lama makin jelas, seirama tekanan-tekanan pemikirannya, dan akhirnya menyelubungi seluruh kepalanya. 'Ah, mungkin aura kecerdasannya begitu kuat, sehingga muncul sepenuhnya saat berbicara,' pikirku.
''Aku melihat purnama di balik cadarmu,'' kataku seusai diskusi, setelah menghampirinya di lobi auditorium. 
Gadis semampai itu tidak menjawab. Hanya mata indahnya menatapku, melempar sejuta pertanyaan. Tapi, aku yakin, perempuan cerdas itu bisa meraba maksudku.
Suatu pagi, aku bertemu lagi dengan gadis bercadar itu. Kulihat dia sedang mancari-cari buku pada rak buku filsafat perpustakaan kampus. Dan, memang ke rak itu pula tujuanku. 
''Hai, gadis yang punya purnama,'' tegurku.
 
''Hai, Pak Imran,'' Dia tampak agak terkejut. Tapi, aku bersyukur, dia ingat namaku.
 
''Sedang cari buku apa?''
 
''Buku Annemarie Schimmer. Aku suka baca buku-buku tasawuf.''. ''Bagus itu.''
 
Kami lantas sama-sama asyik mencari buku. Salma memutari rak untuk menemukan yang dicarinya. Aku sendiri asyik membuka-buka beberapa buku sambil tetap berdiri di sisi rak.
 
''Mas Imran....''
 
Tiba-tiba suara Salma mengejutkanku. Ia sudah ada di sebelahku. Aku menoleh dan kami saling berpandangan beberapa saat. Ada pesona yang luar biasa di mata birunya yang bening bagai telaga. Sesaat jiwaku seperti berenang di kesejukannya. Kemudian seperti ada getaran lembut yang menyusup ke hatiku, mungkin juga hatinya, karena ia lantas menunduk tersipu.
Pertemuan kami cukup singkat, karena dia segera pamit untuk siap-siap pergi ke Jerman guna mendaftar kuliah di sana. Kemudian, ia mau ke London dan ke Afghanistan . Tapi, mengapa ke Afghanistan ? Bukankah di sana sedang terjadi pengeboman terhadap markas Alkaidah oleh AS. Ibukota Afghanistan, Kabul, juga terancam jadi sasaran bom. Perburuan terhadap Osamah ben Laden sedang digencarkan oleh AS beserta sekutunya. Juga kampanye anti-terorisme dengan menyudutkan kelompok-kelompok Islam garis keras.
Tiba-tiba aku mengkhawatirkan keselamatan gadis bercadar itu. Apalagi, pasca-tradegi menara kembar WTC, umat Islam dimusuhi di banyak negara kulit putih. Dengan pakaian seperti itu, Salma pasti gampang menjadi sasaran. Apalagi ia mau pergi ke Afghanistan, bisa-bisa kena tuduhan ada hubungan dengan jaringan Alkaidah. Tapi, bagaimana aku dapat mencegahnya, karena dia 'manusia bebas' yang memiliki pikiran dan rencana sendiri.
Setelah kepergiannya, aku benar-benar merasa kehilangan. Ini agak aneh, karena aku belum lama mengenalnya dan baru dua kali sempat berbicara. Itupun hanya beberapa menit saja. Wajahnya yang ditutup cadar pun belum kukenal sepenuhnya. Yang kukenal baru mata beningnya yang kebiruan bagai telaga, suaranya yang lembut, kecerdasannya, dan misteri cahaya di kepalanya. Selebihnya, barulah ilusi kecantikan di balik cadarnya. Ah, mungkin aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama, pikirku. Aku sangat merindukannya. Berhari-hari, bermingu-minggu, aku menunggu kabar kepulangannya.
Kekhawatiranku memuncak, ketika terjadi penangkapan terhadap beberapa demonstran anti-AS di halaman masjid Al Azhar -- dua di antaranya mahasiswi bercadar asal Indonesia. Aku khawatir Salma ada di antara mereka. Siapa tahu, ia pulang secara diam-diam dan langsung ikut demonstrasi. Apalagi, tampak pada layar televisi Mesir yang menyiarkannya, salah seorang gadis bercadar yang tertangkap itu sangat mirip Salma. Aku segera meluncur ke kantor polisi. Tapi, syukurlah, ternyata bukan.
Yang membuatku lebih khawatir adalah ketika terjadi penangkapan terhadap para demonstran anti-AS di London sehari kemudian, karena di televisi disebut-sebut bahwa beberapa di antaranya adalah 'penyusup' dari Afrika Utara. Aku yakin Salma ada di sana. Jika benar ia memang aktifis internasional, dengan gampang ia akan masuk ke suatu negara, bahkan dengan paspor palsu sekalipun.
"Tolong, Pak, mohon informasi, apakah di antara yang tertangkap tadi ada yang namanya Salma Audina, mahasiswi Al Azhar asal Bandung?" tanyaku pada salah seorang staf KBRI di London.
Aku ingin segera tahu apakah di antara yang ditangkap itu ada Salma. Tapi, tidak segera mendapat jawaban, karena pihak KBRI belum mendapat laporan resmi dan baru akan dicek ke kepolisian setempat. Syukurlah, tiga hari kemudian aku mendapat jawaban bahwa tidak ada nama Salma Audina pada daftar nama pengunjuk rasa yang ditangkap. Juga tidak ada penyusup dari Mesir, selain dua gadis berdarah Arab kelahiran London.
Tetapi, berita yang paling menakutkan tiba-tiba datang dari Afghanistan. Sebuah toko buku di Kabul, yang sedang ramai pengunjung, terkena ledakan bom, 11 orang tewas dan dua di antaranya gadis asal Indonesia. Dengan rasa was-was aku segera mencari nama gadis-gadis itu pada berita-berita di surat kabar Mesir, barangkali ada nama gadis bercadar itu di sana. Dan, betul, menurut kantor berita AFP yang dikutip beberapa surat kabar Mesir, salah satu korbannya adalah Miss Audina, seorang mahasiswi asal Indonesia, yang baru tiga hari tiba dari London. Pada foto yang terpampang, cadar Salma sudah terkoyak. Mata birunya terkatup di bawah garis jilbab yang hampir menyentuh alisnya. Ada bercak-bercak darah pada pipi, mulut dan hidungnya. "Innalillah..., Salma, kenapa kau begitu cepat pergi...," gumamku.
Aku merasa sangat terpukul membaca berita itu. Rasanya seperti ada yang hilang dari diriku: harapan. Ya, harapan untuk memilikinya. Sebagai sesama perantau yang mencari ilmu di negeri orang, tentu sudah sewajarnya aku merasa berduka. Apalagi ia mati konyol akibat teror bersenjata yang membabi buta. Aku tidak tahu, siapa yang harus dikutuk, AS yang memperlakukan dunia secara tidak adil, atau Osamah ben Laden yang memilih teror sebagai jalan penyelesaian karena ketidakberdayaannya melakukan perang secara terbuka.
Tapi, yang kurasakan saat itu benar-benar lebih dari sekadar berduka. Aku seperti merasa kehilangan seorang kekasih atau keluarga terdekat, dan hatiku terasa sangat tersayat. Segera kuhubungi imam masjid Al Azhar untuk melaksanakan shalat ghaib bagi Salma. Kawan-kawan mahasiswa dan alumni Al Azhar asal Indonesia pun kukumpulkan untuk melaksanakan shalat ghaib dan mengirim doa bagi arwahnya. Atas nama KBRI kukirim juga telegram bela sungkawa kepada keluarganya di Bandung.
Dan, karena telegram itu, tiba-tiba telepon di mejaku berdering. ''Assalamu 'alaikum. Bisa bicara dengan Pak Imran?'' 
''Ya, saya sendiri. Ini siapa?''
 
''Ini Salma.''
 
''Aduh Salma. Kawan-kawan mengira kamu tewas jadi korban ledakan di Kabul. Sebab, ada korban yang namanya Audina."
 
"Itu bukan Salma. Saya baik-baik saja di Bandung. Saya tak jadi ke Kabul . Minggu lalu saya dari London langsung ke Bandung .... Salam ya, untuk kawan-kawan. Saya jadi pindah kuliah ke Jerman. Besok pagi saya berangkat ke Berlin , tidak sempat mampir Kairo...!"
Aku merasa lega karena Salma masih hidup. Tapi tetap saja merasa kehilangan, karena kepindahan kuliahnya itu. Rasanya aku harus terbang ke Berlin juga untuk meraih cintanya. Sungguh, aku tidak ingin kehilangan purnama di balik cadarnya!

cara menganalisis sebuah Novel

TUGAS
KRITIK SASTRA


DISUSUN OLEH :

SRILESTARI KERISTINA ANDIRA
NIM : 0805075169




UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SAMARINDA
2011



KATA PENGANTAR


Puji Tuhan kami persembakan kepada TUHAN YME atas berkat dan rahmatnya lah saya bias selsaikan makala ini dengan baik dan lancer.
Tak ada Gading yang Tak Retak”begitu juga dengan makala penulis ini terdapat banyak sekali kekurangan yang ada di dalam makala ini karena penulis mersa banyak kekuragan dan masih banyak yang perlu diperbaiki tapi penulis juga mebuat makala ini dengan sebaik mungkin sehinga tercapai dan terselesaikan dengan baik,terimakasih kepada teman-teman yang mendudkung sehinga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya.














Salam


penulis



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa (Sumarno dan Saini, 1991 : 3). Pernyataan di atas mengandung makna bahwa manusia menggunakan karya sastra untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman, pemikiran dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karya sastra sangat bermanfaat bagi manusia dan pembacanya.
Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Pembaca dapat dengan bebas melarutkan diri bersama karya itu dan mendapatkan kepuasan oleh karenanya sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu karya bisa dijadikan media dakwah.
Menurut Aristoteles karya sastra dapat digolongkan dalam beberapa kriteria. Ada tiga kriteria dipandang dari segi perwujudannya, diantara ketiga kriteria tersebut adalah teks naratik (epik) yaitu novel, roman dan cerpen. Dalam sebuah novel yang merupkan salah satu bentuk karya sastra. Terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik yang selalu melingkupi jalan ceritanya dan unsur intrinsik yang paling menonjol adalah penokohan.
Penokohan menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah novelyang menjadi dasar pengarang dalam mengembangkan karanganya. Akan tetapi, dalam menampilkan tokohnya pengarang sering menampilkan secara implisit sehingga tidak semua pembaca dapat memahami maksud dalam sebuah novel. Untuk itulah saya menyusun makalah ini dengan memberi penjelasan yang lebih mendalam karya sastra dalam bentuk novel.

1.      Alasan Judul

Judul Novel Cinta dan persahabatan , kalau dilihat dari segi judul sangat menarik sehingga membuat para pembaca novel ini menjadi semakin penasaran ketika membaca novel ini
1.2  Rumusan Masalah

Perumusan masalaha merupakan tonggak akhir dalam analisis Novel Cinta dan Persahabatan. Perumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin ditemukan jawabannya dalam analisi novel. Rumusan masalah dalam analisis Novel Cinta dan Persahabatan Adalah :

1.      Bagaimana Sinopsi Novel
2.      Bagaimana Analisis Interpretasi novel
3.      Bagaimana Evaluasi/Penilaian Kritik Sastra Novel

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka dalam analisis Novel Cinta dan Persahabatan, penulis akan memaparkan mengenai sinopsis novel, analisis iterprestasi novel, evaluasi/penilaian kritik sastra.

1.3  Tujuan

1.      Agar kita dapat mengetahui apa saja permasalahan yang terjadi di dalam “Novel Cinta dan Persahabatan.”
2.      Agar kita dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.

1.4  Manfaat

1.      Untuk menentukan apakah “Novel Cinta dan Persahabantan” itu layak atau tidak untuk kita baca secara lebih mendalam. Dalam contoh praktisnya adalah untuk menentukan apakah novel itu layak kita beli atau pinjam.
2.      Mendapatkan ide dasar dari “Novel Cinta dan Persahabatan”, tanpa harus mendalami detailnya. Ini sangat membantu jika nantinya kita mau mendalami novel ini lebih lanjut, atau kalau kita sekedar ingin tahu garis besar novel tersebut


BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Analisis/Penafsiran Unsur Intrinsik Novel

1.      Tema

Tema cerita dalam Novel Cinta dan persahabatan adalah tentang percintaan dan persahabatan sejati

2.      Penokohan/Perwatakan

Tokoh dalam cerita ini mempunyai perwatakan dan sifat yang berbeda dari tokoh utamanya maupun tokoh-tokoh lain:

·         Tio itu mempunyai watak baik, ramah, dan pengertian.
·         Sandy mempunyai Watak keras kepala, baik, menarik, nekad dan penuh semangat.
·         Ricky memiliki watak tidak mudah putus asa, teguh pendirian, baik penyayang dan penuh semangat.
·         Keyla  berwatak baik,tegas, perhatian, dan penyayang.

3.      Sudut Pandang (Point of view)

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang kedua karena pengarang tidak terlibat tapi ikut menerangakan tokoh-tokohnya dan watak mereka.

·         Latar (setting)

Latar cerita Novel Cinta dan Persahabatan mengambil tempat-tempat tertentu uuntuk membentuk karakteristik dan lakon cerita ini di sekolah terutama di kelas, kantin, di rumah kost dan lain-lain.

4.      Plot/Alur

Alur cerita dalam Novel Cinta dan Persahabatan karya  Kwek Li Na. ini disusun dari awal cerita, cerita mulai berjalan, cerita mulai memuncak dan penyelesaian (merupakan alur maju). Alur cerita ini penyusun buat sebagai berikut:


·         Perkenalan (Situation)

Kutipan:
Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.




·         Pertikaian (Generation circcumatances)

Kutipan
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku


·         Puncak Keteganagan
Kutipan:
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Kenapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Kenapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Kenapa semua ini dia lakukan?”
“Kenapa?”                           
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.

·         Klimaks

Kutipan :
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.




·         Penyelesaian (Ending)
Kutipan:
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.
Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.


2.2   Penilaian Kekurangan dan Kelebihan Baik Buruk Novel

1.      Penilaian kekurangan

Dalam Novel Cinta dan Persahabantan, masih banyak kekurangan dari segi penulisan EYD maka novel tersebut perlu diperbaikin lago biar ,muda di mengerti ceritanya seperti apa .


2.      Penilaian Kelebihan

Novel Cinta dan Persahabatan, ketika kita membaca novel ini kita dapat membayangkan tempat terjadinya cerita dan suasawa persabatan yang sangat akrab dan juga rasa cemburu dan haru yang di alami toko di dalamm novel ini.


2.2.1        Latar Belakang

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel berasal dari bahasa Itali novella, yang dalam bahasa Jerman Novelle dan dalam bahasa Yunani novellus. Kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel. Istilah Novella dan novella saat ini mengandung pengertian sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. 
Nurgiyantoro, (1995: 9) menjelaskan bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusian yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
(Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd) menjabarkan bahwa novel adalah karya sastra yang mempunyai dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.
Nevel menurut (Drs. Jakob Sumardjo) adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak diedar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 1995 : 694) dijilaskan bahwa novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya atau karangan fisik yang biasanya dalam bentuk buku (lebih dari 40.0000 kata) dan berisi cerita kehidupan, memiliki unsur Intrinsik, unsur Ekstrinsik, serta memiliki nilai-nilai norma seperti Nilai Sosial,  Nilai Ethik, Nilai Hedorik, Nilai Spirit, Nilai Koleksi dan Nilai Kultural.


2.2.2        Gaya Bahasa

Diksi merupakan pilihan kata yang sengaja dipilih pengarang dalam karyanya. Diksi meliputi kata sederhana atau kata kompleks, kata atau ungkapan formal atau kolokial, kata atau bahasa karya yang bersangkutan atau dari bahasa lain. Dalam novel Cinta dan Persahabatan karya Kwek Li Na lebih memilih menggunakan kata kompleks. Hal ini membuat setiap kata dalam tiap lembar novel terasa hidup. Ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
Riyadi tersenyum kecut. Keyla Bohong. Bagaimana pun kekurangan-kekurangan itu tak pernah ada pada dirinya, rasanya cewek itu akan sering kali melirik padanya. Tapi tidak, rasanya selama ini bahkan tak pernah memandang sebelah matapun kepadanya.
Sementara malam semakin beranjak. Namun Ricky juga tak datang-datang ke rumah itu. Entah kemana pula cowok itu. Mungkin malah sudah pulang ke rumah. Ah, biarkan sandy jadi semenderita ini menanti sebuah harapan. Menanti sebuah asa yang ternyata memeng hanya sebuah fatamorgana baginya. keyla bukanlah cewek untuknya. Ia tak pernah punya kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya juga punya cinta.

2.2.3        Logika Cerita

Logika cerita novel Cinta dan persahabatan, mulai dari awal cerita sampai akhir cerita semuanya masuk akal baik dari segi pengetahuan, psikologi, konsistensi, karakter tokoh, setting cerita,sebab akibat, dan kewajaran cerita.

2.2.4        Jawaban Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Sinopsis Novel

Keyla mempunyai 3 sahabat yang baik dan selalu menemani disaat dia merasa mebutukan mereka dan persahabtan mereka diwarnai dengan pertikaian dan percintaan
Tio dan sandy berteman dan akhirnya menjadi sepasang kekasi karena kebersamaan yang mereka alami dan dari situ mulai timbul beni beni cinta dan akhirnya kedua insane tersebut tidak terpisakan dan kemana-mana selalu berdua mebuat Ricky dan kelya merasa dicuekin dan diacukan sama sikap mereka.
Oleh karena sikap mereka yang seperti itu menbuat keyla dan ricky dekat juga dan seiring berjalannya waktu keyla dan Ricky menjadi sehabatan dan lama kelamaan timbul rasa yang berbeda tapi keyla tidak berani mengartikan rasa itu karena dia takut rasa itu akan mebuat malapetaka bagi persahabtan mereka yang sangat baik dan bias dibilang sahabat sejati
Karena ketidak beranian Keyla ataupun Ricky mengartikan easa cinta itu akhirnya mereka mengunakan barang-barang kesukaan mereka jadi koleksi peribadi dan sangat disayangi.
Sepertihalnya Ricky menjaga dan mengoloeksi bunga matahari Karena tau keyla sangat suka ama bungan mata hari, di situlah keyla berani menyimpulkan bahwa ricky juga mempunyai persaan yang sama dan akhirnya mereka menekprsikan dengan berpelukan erat.

-          Bagaimana Analisis Interpretasi

Analisis interprestasi Novel Cinta Daan persahabatan, penafsiaran, karena suatu hasil karya sastra selalu mengandung berbagai penafsiran dalam memahaminya. Penafsiran ini dipengaruhi oleh kemampuan pengamatan pembaca dalam mencerna sastra.

2.      Bagaimana Evaluasi/Penilaian Kritik Sastra Novel

Evaluasi/Penilaian Kritik Sastra Novel Cinta dan persahabatan. Sudah sesuai dengan norma atau kriteria. Norma disini diartikan sebagai aturan atau kaidah yang digunakan penulis. Novel tersebut bermutu dan layak untuk dibaca.






BAB II
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Novel itu suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui novel tersebut dibagun oleh berbagai macam yang mempunyai karakter yang berbeda-beda.

3.2  Saran

Adapun saran yang penulis berikan ialah
1.      Diharapkan para pembaca novel ini dapat lebih mengenaldan mengetahui akan penokohan yang ada dalam novel ini.
2.      Hendaknya mengambil hikmah dari isi novel ini sebagai salah satu acuan hidup bagi kita untuk kehidupan masa depan kelak.
















DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Amelia Maria. 2007. Ternyata Kamu Calon Istri Aku. Jakarta: Yoga  Pratama
ed INT�& 5k�